Selasa, 25 Desember 2018

MAKALAH (DIMENSI HAKIKAT MANUSIA)



MAKALAH
DIMENSI HAKIKAT MANUSIA
Dosen : Ratno Abidin S,Pd M,Pd


NAMA            : QURROTUL ‘AINI
NIM                : 20181114021
PRODI            : S1 PG - PAUD

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2018/2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat dan karunianya yang begitu besar ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang telah ditentukan . kami sadar bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami selalu membuka diri akan kritikan dan saran yang membangun bagi membaca untuk melengkapi makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaatbagi kita semua yang membacanya dan dapat sedikit mewujudkan pengetahuan didalam lembaran ini









Surabaya, November 2018
Penyusun



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB  I : PENDAHULUAN .......................................................................... 1
                                        A.            Latar Belakang ............................................................. 1
                                         B.            Rumusan Masalah......................................................... 2
                                         C.            Tujuan........................................................................... 2
                                        D.            Manfaat ........................................................................ 2
BAB II  : PEMBAHASAN............................................................................ 3
A.    Dimensi – dimensi Hakikat Manusia....................................... 3         
B.   Bentuk Pengembangan.............................................................4
C.   Subtansi Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia................4
D.  Dimensi Manusia dan Kebutuhan akan Pendidikan.................5
BAB III : PENUTUP......................................................................................7
                                        A.            Kesimpulan....................................................................7
                                         B.            Saran .............................................................................7
                                         C.            Daftar Pustaka................................................................8
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seorang (individu manusia) yang sejak kelahirannya dari penciptannya dibekali dengan hakikat manusia untuk pengembangan diri dan kehidupan selanjutnya. Ia dilengkapi dengan hakikat manusia untuk pengembangan diri dan kehidupan selanjutnya, ia dilengkapi dengan dimensi – dimensi kemanusiaan yang melekta pada diri indvidu itu. Dimensi – dimensi itu mencakup tentang, dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dimensi keberagamaan. 
Bentuk pengembangan ada dua yaitu pengembangan utuh dan pengembangan tidak utuh. Pengembangan utuh yaitu ketika dari keseluruhan unsur dimensi hakikat manusia telah mampu dikembangan secara optimal sebagai satu kesatuan yang utuh. Tingkat keutuhan perkembangan dimensi  hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor yaitu kualitas dimensi hakikat manusia dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya  Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi didalam proses pengembangan jika ada unsure dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangai, misalnya kesosialan didominasi oleh pengembangan domain kognitif.
Subtansi pengembangan hakikat manusia yaitu pengembangan manusia sebagai makhluk individu, pengembangan manusia sebagai makhluk sosial, pengembangan manusia sebagai makhluk religious.
Adapun dimensi manusia dan kebutuhan akan pendidikan adalah dimensi manusia sebagai makhluk filosofis bahwa manusia disebut dengan istilah homo sapiens, yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pegetahuan. Salah satu insting manusia adalah cenderung ingin mengetahui segala sesuatu yang tidak pernah diketahuinya. Dimensi manusia sebagai makhluk individu bahwa manusia sebagai makhluk individu mempunyai jiwa dan raga yang tidak bisa dipisahkan dan ia mempunyai hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak milik. Dimensi manusia sebagai makhluk sosial bahwa manusia sebagai makhluk sosial berarti hidupnya selalu bersama, dan mengandung makna psikologis, yakni dorongan mencinta dan dicintai da kebahagiaan muncul terutama dai kepuasan rohani. Dimensi manusia sebagai makhluk susila melalui pendidikanlah manusia mampu mengusahakan anak didik menjadi manusia, pendukung norma, kaidah, dan nilai – nilai susila.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah wujud pengembangan manusia utuh dan wujud pengembangan wujud manusia tidak utuh ?
2.      Bagaimana konsep dimensi hakikat manusia ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui bentuk – bentuk dimensi hakikat manusia
2.      Mengetahui bentuk pengembangan manusia
3.      Mengetahui subtansi pengembangan hakikat manusia
4.      Mengetahui dimensi dan kebutuhan akan pendidikan manusia

D.    Manfaat
Manfaat yang kita peroleh dari pembuatan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui serta memahami hakikat manusia dan perkembangannya..


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Dimensi – dimensi Hakikat Manusia
Seorang (individu manusia) yang sejak kelahirannya dari penciptannya dibekali dengan hakikat manusia untuk pengembangan diri dan kehidupan selanjutnya. Ia dilengkapi dengan hakikat manusia untuk pengembangan diri dan kehidupan selanjutnya, ia dilengkapi dengan dimensi – dimensi kemanusiaan yang melekta pada diri indvidu itu. Dimensi – dimensi itu adalah  :
1.      Dimensi Keindividualan
2.      Dimensi Kesosialan
3.      Dimensi Kesusilaan
4.      Dimensi Keberagamaan

1.      Dimensi Keindividualan
Manusia sebagai makhluk keindividualandimaksudkan sebagai orang yang utuh, yang terdiri dari kesatuan yang fisik dan psikis. Kandungan dimensi keindividualan adalah potensi dan perbedaan. Disini dimaksudkan bahwa setiap individu pada dasarnya mempunyai potensi, baik potensi fisik maupn mental psikologis., seperti kemampuan intelegensi, bakat dan kemampuan pribadi lainnya. Potensi ini dapat berbeda – beda antar individu. Ada individu yang berpotensi sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang, dan kurang sekali.
2.      Dimensi Kesosialan
Manusia disamping sebagai makhluk individual, dia juga makhluk  sosial. Perwujudan manusia sebagai makhluk sosial tampak dan kenyataan bahwa tidak ada yang mampu hidup sebagai manusia tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup dalam suasana interpendensi, dan antar hubungan dan interaksi.
3.      Dimensi Kesusilaan
Manusia adalah makhluk susila. Dritakara mengatakan manusia susila yaitu manusia yang memiliki nilai – nilai, menghayati dan mewujudkan dalam perbuatan. Kandungan dalam kesusilaan adalah nilai dan moral. Dalam nilai susila ini digaris bawahi kemampuan dasar setiap individu untuk memberi penghargaan terhadap sesuatu, dalam rentang penilaian tertentu.

4.      Dimensi Keberagamaan
Manusia adalah makhluk religius. Sejak zaman dahulu nenek moyang manusia meyakini akan adanya kekuatan supranatural yang menguasai akan hidup alam semesta ini. Untuk mendekatkan diri dan berkomunikasi akan kekuatan tersebut ditempuh dengan ritual agama. Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena manusia adalah makhluk yang lemah memerlukan tempat bertopang demi   

B.     Bentuk Pengembangan
1.      Pengembangan yang utuh
Pengembangan yang utuh adalah ketika dari keseluruhan unsur dimensi hakikat manusia telah mampu dikembangan secara optimal sebagai satu kesatuan yang utuh. Tingkat keutuhan perkembangan dimensi  hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial, dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya. Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang sanggup menghantarkan subjek didik menjadi dirinya selaku anggota masyarakat.
2.      Pengembangan yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi didalam proses pengembangan jika ada unsure dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangai, misalnya kesosialan didominasi oleh pengembangan domain kognitif.

C.    Subtansi Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
1.      Pengembangan manusia sebagai makhluk individu
Pendidikan harus mengembangkan anak didik mampu menolong dirinya sendiri. Untuk dapat menolong dirinya sendiri, anak didik perlu mendapat berbagai pengalaman di dalam pengembangan konsep, prinsip, generasi, intelek, inisiatif, kreativitas, kehendak, emosi/perasaan, tanggung jawab, keterampilan, dan lain – lain. Dengan kata lain anak didik harus mengalami perkembangan dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotor.
2.      Pengembangan manusia sebagai makhluk sosial
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan secara seorang saja. Kehadiran manusia lain dihadapannya, bukan saja penting untuk mencapai tujuan hidupnya., tetapi juga merupakan sarana pengembangan kepribadiannya. Kehidupan sosial antara manusia yang satu dengan yang lainnya dimugkinkan tidak saja oleh kebutuhan pribadi seperti telah disebutkan diatas, tetapi juga karena adanya bahasa sebagai alat atau medium komunikasi.
3.      Pengembangan manusia sebagai makhluk susila
Setiap masyarakat dan bangsa mempunyai norma – norma, dan nilai – nilainya. Melalui pendidikankita harus mampu menciptakan manusia susila dan harus mengusahakan anak – anak didik kita menjadi manusia pendukung norma, kaidah dan nilai – nila susila yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Norma, nilai dan kaidah tersebut harus menjadi milik dan selalu dipersonifikasikan dlam setiap sepak terjang, dan tingkah laku tiap pribadi manusia. Pentingnya mengetahui dan menerapkan secara nyata norma, nilai, dan kaidah – kaidah masyarakat dalam kehidupannya mempunyai dua alasan pokok yaitu, untuk kepentingan dirinya sendiri sebagai individu dan untuk kepentingan stabilitas kehidupan masyarakat itu sendiri.
4.      Pengembangan manusia sebagai makhluk religious.
Sebagai anggota dan bangsa yang memiliki filsafat pancasila kita dituntut untuk menghayati dan mengamalkan ajaran pancasila sebaik – baiknya. Sebagai anggota masyarakat yang dituntut untuk menghayati dan mengamalkan ajaran pancasila, maka kepada masing – masing warga negara dengan demikian juga dituntut untuk dapat melaksanakan hubungan dengan tuhan dengan cara sebaik – baiknya.
D.    Dimensi Manusia dan Kebutuhan akan Pendidikan
 Adapun dimensi manusia dan kebutuhan akan pendidikan antara lain :
1.      Dimensi Manusia sebagai Makhluk Filosofis
a.       Bahwa manusia disebut dengan istilah homo sapiens, yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pegetahuan.
b.      Salah satu insting manusia adalah cenderung ingin mengetahui segala sesuatu yang tidak pernah diketahuinya.
c.       Hasrat manusia yang ingin mengetahui sesuatu menimbulkan didalam dirinya pengetahuan filsafat.
d.      Filsafat ilmu menyelidiki sesuatu cara mendalam tentang ketuhanan, alam, dan manusia, sehingga menghasilkan pengetahuan yang tidak pernah diketahui sebelumnya.
e.       Dengan melalui pendidikanlah manusia bisa menjadi makhluk yang berpengetahuan.
2.      Dimensi Manusia sebagai Makhluk Individu
a.       Manusia sebagai makhluk individu mempunyai jiwa dan raga yang tidak bisa dipisahkan dan ia mempunyai hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak milik.
b.      Dalam memberikan pendidikan kepada individu, pendidikan harus memperhatikan perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotor  agar peserta didik mampu berdiri sendiri.
c.       Dengan melalui proses pendidikanlah peserta didik mendapatkan berbagai pengalaman dan perkembangan kogisi, afeksi, dan psikomotor sehingga ia mampu memenuhi segala kebutuhannya.
3.      Dimensi Manusia sebagai Makhluk Sosial
a.       Manusia sebagai makhluk sosial berarti hidupnya selalu bersama, dan mengandung makna psikologis, yakni dorongan mencinta dan dicintai da kebahagiaan muncul terutama dai kepuasan rohani.
b.      Kesadaran akan interpendensi dan membuat manusia saling membutuhkan dorongan untuk bermanfaat pada sesamanya berdasar asas solidaritas.
c.       Esensi manusia sebagai makhluk sosial adalah adanya kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya dalam kehidupan bersama dan bagaimana tanggung jawab dan kewjibannya dalam kebersamaan tersebut.
d.      Perwujudan manusia sebagai makhluk sosial terutama tampak dalam kenyataan bahwa tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa batuan orang lain.
4.      Dimensi Manusia sebagai Makhluk Susila
Melalui pendidikanlah manusia mampu mengusahakan anak didik menjadi manusia, pendukung norma, kaidah, dan nilai – nilai susila.
Manusia perlu mengetahui secara nyata tentang norma, nilai, dan kaidah – kaidah masyarakat dalam kehidupannya. Keberadaannya mempunyai dua tujuan pokok, yaitu untuk kepentingan dirinya sendiri individu dan untuk kepentingan orang lain atau stabilitas kehidupan bermasyarakat.  

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manusia sebaik – baik makhluk setidaknya memiliki dimensi – dimensi yang menjadi bagian dalam dirinya dimensi – dimensi yang dimaksud adalah dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagamaan. Sehingga menjadi peran pendidikan untuk pengembangan dimensi tersebut, pada hasil akhirnya kita dapat membedakan menjadi dua yaitu pengembangan utuh dan pengembangan yang tidak utuh. Pengembangan dikatakan utuh apabila keseluruhan dimensi hakikat manusia telah dikembangkan secara optimal sebagai satu kesatuan. Keutuhan ini dapat kita lihat dari wujud dimensi dan arah pengembangannya. Sebaliknya pengembangan yang tidak utuh terjadi apabila pengembangan terhadap dimensi – dimensi dari hakikat manusia dilakukan secara tidak optimal, atau terdepat dimensi yang kurang diperhatikan.
B.     Saran
1.      sistem pendidikan nasional Indonesia dikembangkan untuk mampu mengembangkan keseluruhan dimensi sebagai satu kesatuanyang utuh untuk menciptakan manusia pancasila.
2.      memberikan kesempatan yang sama, dalam pengondisian lingkungan yang baik lagi tumbuh kembang anak untuk mengoptimalkan pengembangan dimensi – dimensinya sebagai manusia.

DAFTAR PUSTAKA
·         Abidin, Zainal. 2009. Filsafat Manusia:Memahami Manusia Melalui Filsafat.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.
·         Jalaludidin2011:Filsafat Pendidikan Islam:Telaah Sejarah dan Pemikirannya.Jakarta:Kalam Mulia. 
. Prof. Dr. MV. Roesminingsih, M.Pd. Drs. Lamijan Hadi Susanto, M.Pd. Teori dan Praktek Pendidikan. 

↓↓↓↓↓LINK UNTUK MENDOWNLOAD ↓↓↓↓↓

Tidak ada komentar:

Posting Komentar