MAKALAH
DIMENSI HAKIKAT MANUSIA
Dosen
: Ratno Abidin S,Pd M,Pd
NAMA : QURROTUL ‘AINI
NIM : 20181114021
PRODI : S1 PG - PAUD
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2018/2019
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat dan karunianya
yang begitu besar ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang telah ditentukan . kami sadar bahwa tulisan ini jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kami selalu membuka diri akan kritikan dan saran yang
membangun bagi membaca untuk melengkapi makalah ini.
Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaatbagi kita semua yang membacanya dan
dapat sedikit mewujudkan pengetahuan didalam lembaran ini
Surabaya,
November 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB
I : PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A.
Latar Belakang ............................................................. 1
B.
Rumusan Masalah......................................................... 2
C.
Tujuan........................................................................... 2
D.
Manfaat ........................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................ 3
A.
Dimensi – dimensi Hakikat Manusia....................................... 3
B.
Bentuk
Pengembangan.............................................................4
C.
Subtansi Pengembangan Dimensi Hakikat
Manusia................4
D. Dimensi
Manusia dan Kebutuhan akan Pendidikan.................5
BAB III :
PENUTUP......................................................................................7
A.
Kesimpulan....................................................................7
B.
Saran .............................................................................7
C.
Daftar
Pustaka................................................................8
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang (individu manusia) yang sejak
kelahirannya dari penciptannya dibekali dengan hakikat manusia untuk
pengembangan diri dan kehidupan selanjutnya. Ia dilengkapi dengan hakikat
manusia untuk pengembangan diri dan kehidupan selanjutnya, ia dilengkapi dengan
dimensi – dimensi kemanusiaan yang melekta pada diri indvidu itu. Dimensi –
dimensi itu mencakup tentang, dimensi keindividualan, dimensi kesosialan,
dimensi kesusilaan, dimensi keberagamaan.
Bentuk
pengembangan ada dua yaitu pengembangan utuh dan pengembangan tidak utuh.
Pengembangan utuh yaitu ketika dari keseluruhan unsur dimensi hakikat
manusia telah mampu dikembangan secara optimal sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi
hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor yaitu kualitas dimensi
hakikat manusia dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan
pelayanan atas perkembangannya Pengembangan yang tidak utuh terhadap
dimensi hakikat manusia akan terjadi didalam proses pengembangan jika ada
unsure dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangai, misalnya
kesosialan didominasi oleh pengembangan domain kognitif.
Subtansi
pengembangan hakikat manusia yaitu pengembangan manusia
sebagai makhluk individu,
pengembangan
manusia sebagai makhluk
sosial, pengembangan
manusia sebagai makhluk religious.
Adapun dimensi
manusia dan kebutuhan akan pendidikan adalah dimensi manusia sebagai makhluk filosofis
bahwa manusia disebut dengan istilah homo
sapiens, yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pegetahuan.
Salah satu insting manusia adalah cenderung ingin mengetahui segala sesuatu
yang tidak pernah diketahuinya. Dimensi
manusia sebagai makhluk individu
bahwa manusia
sebagai makhluk individu mempunyai jiwa dan raga yang tidak bisa dipisahkan dan
ia mempunyai hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak milik. Dimensi manusia sebagai makhluk
sosial bahwa manusia
sebagai makhluk sosial berarti hidupnya selalu bersama, dan mengandung makna
psikologis, yakni dorongan mencinta dan dicintai da kebahagiaan muncul terutama
dai kepuasan rohani. Dimensi manusia sebagai makhluk susila melalui pendidikanlah manusia mampu
mengusahakan anak didik menjadi manusia, pendukung norma, kaidah, dan nilai –
nilai susila.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
wujud pengembangan manusia
utuh dan wujud pengembangan wujud manusia tidak utuh ?
2. Bagaimana
konsep dimensi hakikat manusia ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui bentuk – bentuk dimensi hakikat manusia
2. Mengetahui bentuk pengembangan manusia
3. Mengetahui subtansi pengembangan hakikat manusia
4. Mengetahui dimensi dan kebutuhan akan pendidikan
manusia
D.
Manfaat
Manfaat yang kita peroleh dari pembuatan makalah ini yaitu
kita dapat mengetahui serta memahami hakikat manusia dan perkembangannya..
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dimensi
– dimensi Hakikat Manusia
Seorang (individu manusia) yang sejak kelahirannya
dari penciptannya dibekali dengan hakikat manusia untuk pengembangan diri dan
kehidupan selanjutnya. Ia dilengkapi dengan hakikat manusia untuk pengembangan
diri dan kehidupan selanjutnya, ia dilengkapi dengan dimensi – dimensi
kemanusiaan yang melekta pada diri indvidu itu. Dimensi – dimensi itu adalah :
1. Dimensi
Keindividualan
2. Dimensi
Kesosialan
3. Dimensi
Kesusilaan
4. Dimensi
Keberagamaan
1. Dimensi
Keindividualan
Manusia sebagai makhluk keindividualandimaksudkan
sebagai orang yang utuh, yang terdiri dari kesatuan yang fisik dan psikis.
Kandungan dimensi keindividualan adalah potensi dan perbedaan. Disini
dimaksudkan bahwa setiap individu pada dasarnya mempunyai potensi, baik potensi
fisik maupn mental psikologis., seperti kemampuan intelegensi, bakat dan
kemampuan pribadi lainnya. Potensi ini dapat berbeda – beda antar individu. Ada
individu yang berpotensi sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang, dan kurang
sekali.
2. Dimensi
Kesosialan
Manusia disamping sebagai makhluk individual, dia juga
makhluk sosial. Perwujudan manusia
sebagai makhluk sosial tampak dan kenyataan bahwa tidak ada yang mampu hidup
sebagai manusia tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup dalam suasana
interpendensi, dan antar hubungan dan interaksi.
3. Dimensi
Kesusilaan
Manusia adalah makhluk susila. Dritakara mengatakan
manusia susila yaitu manusia yang memiliki nilai – nilai, menghayati dan
mewujudkan dalam perbuatan. Kandungan dalam kesusilaan adalah nilai dan moral.
Dalam nilai susila ini digaris bawahi kemampuan dasar setiap individu untuk
memberi penghargaan terhadap sesuatu, dalam rentang penilaian tertentu.
4. Dimensi
Keberagamaan
Manusia adalah makhluk religius. Sejak zaman dahulu
nenek moyang manusia meyakini akan adanya kekuatan supranatural yang menguasai
akan hidup alam semesta ini. Untuk mendekatkan diri dan berkomunikasi akan
kekuatan tersebut ditempuh dengan ritual agama. Beragama merupakan kebutuhan
manusia, karena manusia adalah makhluk yang lemah memerlukan tempat bertopang
demi
B.
Bentuk
Pengembangan
1. Pengembangan
yang utuh
Pengembangan yang utuh
adalah ketika dari keseluruhan unsur dimensi hakikat manusia telah mampu
dikembangan secara optimal sebagai satu kesatuan yang utuh. Tingkat keutuhan
perkembangan dimensi hakikat manusia
ditentukan oleh dua faktor yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri
secara potensial, dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan
pelayanan atas perkembangannya. Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang
sanggup menghantarkan subjek didik menjadi dirinya selaku anggota masyarakat.
2. Pengembangan
yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak
utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi didalam proses pengembangan
jika ada unsure dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangai,
misalnya kesosialan didominasi oleh pengembangan domain kognitif.
C.
Subtansi
Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
1. Pengembangan
manusia sebagai makhluk individu
Pendidikan harus mengembangkan anak didik mampu
menolong dirinya sendiri. Untuk dapat menolong dirinya sendiri, anak didik
perlu mendapat berbagai pengalaman di dalam pengembangan konsep, prinsip,
generasi, intelek, inisiatif, kreativitas, kehendak, emosi/perasaan, tanggung
jawab, keterampilan, dan lain – lain. Dengan kata lain anak didik harus
mengalami perkembangan dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotor.
2.
Pengembangan manusia sebagai makhluk sosial
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan
sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan secara seorang
saja. Kehadiran manusia lain dihadapannya, bukan saja penting untuk mencapai
tujuan hidupnya., tetapi juga merupakan sarana pengembangan kepribadiannya.
Kehidupan sosial antara manusia yang satu dengan yang lainnya dimugkinkan tidak
saja oleh kebutuhan pribadi seperti telah disebutkan diatas, tetapi juga karena
adanya bahasa sebagai alat atau medium komunikasi.
3. Pengembangan
manusia sebagai makhluk susila
Setiap masyarakat dan bangsa mempunyai norma – norma,
dan nilai – nilainya. Melalui pendidikankita harus mampu menciptakan manusia
susila dan harus mengusahakan anak – anak didik kita menjadi manusia pendukung
norma, kaidah dan nilai – nila susila yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
Norma, nilai dan kaidah tersebut harus menjadi milik dan selalu
dipersonifikasikan dlam setiap sepak terjang, dan tingkah laku tiap pribadi
manusia. Pentingnya mengetahui dan menerapkan secara nyata norma, nilai, dan
kaidah – kaidah masyarakat dalam kehidupannya mempunyai dua alasan pokok yaitu,
untuk kepentingan dirinya sendiri sebagai individu dan untuk kepentingan
stabilitas kehidupan masyarakat itu sendiri.
4.
Pengembangan
manusia sebagai makhluk religious.
Sebagai
anggota dan bangsa yang memiliki filsafat pancasila kita dituntut untuk
menghayati dan mengamalkan ajaran pancasila sebaik – baiknya. Sebagai anggota
masyarakat yang dituntut untuk menghayati dan mengamalkan ajaran pancasila,
maka kepada masing – masing warga negara dengan demikian juga dituntut untuk
dapat melaksanakan hubungan dengan tuhan dengan cara sebaik – baiknya.
D.
Dimensi
Manusia dan Kebutuhan akan Pendidikan
Adapun dimensi manusia dan kebutuhan akan
pendidikan antara lain :
1. Dimensi
Manusia sebagai Makhluk Filosofis
a. Bahwa
manusia disebut dengan istilah homo
sapiens, yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pegetahuan.
b. Salah
satu insting manusia adalah cenderung ingin mengetahui segala sesuatu yang
tidak pernah diketahuinya.
c. Hasrat
manusia yang ingin mengetahui sesuatu menimbulkan didalam dirinya pengetahuan
filsafat.
d. Filsafat
ilmu menyelidiki sesuatu cara mendalam tentang ketuhanan, alam, dan manusia,
sehingga menghasilkan pengetahuan yang tidak pernah diketahui sebelumnya.
e. Dengan
melalui pendidikanlah manusia bisa menjadi makhluk yang berpengetahuan.
2. Dimensi
Manusia sebagai Makhluk Individu
a. Manusia
sebagai makhluk individu mempunyai jiwa dan raga yang tidak bisa dipisahkan dan
ia mempunyai hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak milik.
b. Dalam
memberikan pendidikan kepada individu, pendidikan harus memperhatikan
perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotor
agar peserta didik mampu berdiri sendiri.
c. Dengan
melalui proses pendidikanlah peserta didik mendapatkan berbagai pengalaman dan
perkembangan kogisi, afeksi, dan psikomotor sehingga ia mampu memenuhi segala
kebutuhannya.
3. Dimensi
Manusia sebagai Makhluk Sosial
a. Manusia
sebagai makhluk sosial berarti hidupnya selalu bersama, dan mengandung makna
psikologis, yakni dorongan mencinta dan dicintai da kebahagiaan muncul terutama
dai kepuasan rohani.
b. Kesadaran
akan interpendensi dan membuat manusia saling membutuhkan dorongan untuk
bermanfaat pada sesamanya berdasar asas solidaritas.
c. Esensi
manusia sebagai makhluk sosial adalah adanya kesadaran manusia tentang status
dan posisi dirinya dalam kehidupan bersama dan bagaimana tanggung jawab dan
kewjibannya dalam kebersamaan tersebut.
d. Perwujudan
manusia sebagai makhluk sosial terutama tampak dalam kenyataan bahwa tidak ada
manusia yang mampu hidup tanpa batuan orang lain.
4. Dimensi
Manusia sebagai Makhluk Susila
Melalui pendidikanlah manusia mampu
mengusahakan anak didik menjadi manusia, pendukung norma, kaidah, dan nilai –
nilai susila.
Manusia perlu mengetahui secara nyata
tentang norma, nilai, dan kaidah – kaidah masyarakat dalam kehidupannya.
Keberadaannya mempunyai dua tujuan pokok, yaitu untuk kepentingan dirinya
sendiri individu dan untuk kepentingan orang lain atau stabilitas kehidupan
bermasyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia sebaik –
baik makhluk setidaknya memiliki dimensi – dimensi yang menjadi bagian dalam
dirinya dimensi – dimensi yang dimaksud adalah dimensi keindividualan,
kesosialan, kesusilaan, keberagamaan. Sehingga menjadi peran pendidikan untuk
pengembangan dimensi tersebut, pada hasil akhirnya kita dapat membedakan
menjadi dua yaitu pengembangan utuh dan pengembangan yang tidak utuh. Pengembangan
dikatakan utuh apabila keseluruhan dimensi hakikat manusia telah dikembangkan
secara optimal sebagai satu kesatuan. Keutuhan ini dapat kita lihat dari wujud
dimensi dan arah pengembangannya. Sebaliknya pengembangan yang tidak utuh
terjadi apabila pengembangan terhadap dimensi – dimensi dari hakikat manusia
dilakukan secara tidak optimal, atau terdepat dimensi yang kurang diperhatikan.
B. Saran
1.
sistem
pendidikan nasional Indonesia dikembangkan untuk mampu mengembangkan
keseluruhan dimensi sebagai satu kesatuanyang utuh untuk menciptakan manusia
pancasila.
2.
memberikan
kesempatan yang sama, dalam pengondisian lingkungan yang baik lagi tumbuh
kembang anak untuk mengoptimalkan pengembangan dimensi – dimensinya sebagai
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
·
Abidin, Zainal. 2009. Filsafat Manusia:Memahami
Manusia Melalui Filsafat.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.
·
Jalaludidin2011:Filsafat Pendidikan Islam:Telaah
Sejarah dan Pemikirannya.Jakarta:Kalam Mulia.
. Prof. Dr. MV. Roesminingsih, M.Pd. Drs. Lamijan Hadi Susanto, M.Pd. Teori dan Praktek Pendidikan.
. Prof. Dr. MV. Roesminingsih, M.Pd. Drs. Lamijan Hadi Susanto, M.Pd. Teori dan Praktek Pendidikan.
↓↓↓↓↓LINK UNTUK MENDOWNLOAD ↓↓↓↓↓
Tidak ada komentar:
Posting Komentar